Memanusiakan Robot, Merobotkan Manusia [Bagian 1]
August 12, 2021•3,860 words
Artikel ini adalah bagian pertama dari dua artikel, bagian ini membahas tentang robot. Tentang bagaimana manusia berupaya memberikan kecerdasan pada robot agar dapat menyerupai manusia.
Nanti di artikel lanjutan, bagian kedua, akan dibahas mengenai perubahan yang perlu dilakukan sebagai antisipasi semakin meluasnya automasi, termasuk penggunaan robot. Di masa depan, manusia sebaiknya tidak dipersiapkan untuk bersaing dengan robot di bentuk aktivitas yang sama. Sama seperti sekarang manusia tidak bersaing langsung dengan komputer elektronik. Banyak orang yang sekarang telah dipersiapkan untuk bekerja menggunakan dan bersama dengan teknologi elektronik.
ROBOT
Apa yang terpikirkan saat membaca atau mendengar kata robot?
sumber gambar: Robot improvement
An Internet bot, web robot, robot or simply bot, is a software application that runs automated tasks (scripts) over the Internet. Typically, bots perform tasks that are simple and repetitive much faster than a person could. The most extensive use of bots is for web crawling, in which an automated script fetches, analyzes and files information from web servers. More than half of all web traffic is generated by bots.
Tetapi tentu saja robot tidak hanya dikembangkan untuk keperluan automasi industri. Ada beberapa bentuk peruntukan robot yang lain. Beberapa pengertian lain mengenai robot yang juga dapat dibaca dan dibandingkan. Misalnya di Britannica, Merriam-Webster, Cambridge Dictionary, Oxford Learner's Dictionaries, Dictionary, Collins, IEC. Untuk mengetahui keragaman robot, dapat dibaca di artikel di situs IEEE berikut ini.
Seperti umumnya capaian manusia, robot juga tidak langsung berada pada tingkat seperti yang sekarang ini. Ada tahapan perkembangan, evolusi dari bentuk yang lebih sederhana. Misalnya zaman dahulu seorang ahli bernama Badi al-Zaman Abu al-Izz Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari (yang dikenal sebagai Ismail al-Jazari). Salah satu karyanya adalah robot untuk menunjukkan waktu yang dibuat menyerupai gajah. Beliau dikenal sebagai salah seorang yang memelopori penyusunan mesin mekanis yang menjadi cikal bakal robot modern.
Telah disampaikan awal bahwa robot tidak hanya merujuk pada benda-benda fisik mekanis saja. Robot dapat 'hanya' berupa software. Umumnya bot dikenali sebagai robot otomatis yang menjelajahi situs-situs di Internet untuk memeriksa isi informasi yang disediakan, lazim dikenali juga sebagai crawler. Bot versi lain juga umum dikenal sebagai software otomatis yang menangani komunikasi melalui Internet dengan pengguna, dikenal sebagai ChatBot. Akhir-akhir ini untuk IoT, bot juga semakin banyak dipergunakan, misalnya bot di Telegram.
Untuk keperluan bisnis, robot software juga semakin banyak dipergunakan untuk memenuhi keperluan dasar yang sama dengan robot lainnya yaitu untuk meringankan atau bahkan menggantikan peran manusia. RPA adalah salah satu penerapan robot di bidang perangkat lunak, yaitu untuk melakukan automasi berbagai proses dari perangkat lunak yang sama atau bahkan yang berbeda. Dengan keberadaan RPA berbagai proses yang tadinya harus dilakukan oleh operator manusia secara manual, sekarang sudah dapat diambil alih oleh robot.
Pada intinya manusia tidak lagi harus mengerjakan hal yang sama berulang kali, sesuatu yang tidak efisien. Semakin lama, manusia telah semakin banyak berhasil mengalihkan pekerjaan rutinnya kepada sistem lain.
MEMANUSIAKAN ROBOT
Beberapa hewan yang berasal dari keturunan yang telah mengalami tahap domestikasi bahkan mampu membantu di lingkungan yang cukup ekstrim. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar yang cukup baik untuk bisa membantu manusia.
Semua bentuk kemampuan seperti ini memberi inspirasi kepada manusia untuk meningkatkan kemampuan robot mekanis. Agar robot-robot juga nantinya memiliki kemampuan berpikir sendiri, secara mandiri.
Hanya saja di antara semua anggota kingdom animalia, sepanjang yang kita ketahui hanya manusia lah yang memiliki kemampuan yang paling unggul dalam membangun peradaban di Bumi. Padahal untuk bagian-bagian tubuh/organ manusia itu sendiri, sering kalah unggul bila dibandingkan dengan organ makhluk hidup lain. Penglihatan dan mata manusia 'kalah' bila dibandingkan dengan penglihatan elang, burung hantu atau singa. Simapanse dan gorila memiliki kekuatan fisik yang lebih besar daripada manusia. Anjing dan kucing memiliki kemampuan mendengar yang lebih baik daripada kita manusia. Rayap (termite) memiliki kemampuan untuk membangun tempat tinggal yang luar biasa, lebih baik daripada kebanyakan manusia.
Karena itu, tidak aneh bahwa manusia juga menginginkan robot ciptaannya juga memiliki kemampuan seperti dirinya. Seperti manusia yang mampu belajar dan berkembang. Bagaimana caranya?
OTAK dan PIKIRAN
Otak manusia adalah organ kecil yang masih menjadi misteri hingga saat ini. Manusia sudah menjelajah banyak tempat di Bumi, bahkan sampai ke luar angkasa, tetapi masih belum sepenuhnya bisa memahami tentang otaknya sendiri. Padahal karena otaknya lah manusia bisa membangun dan mengembangkan peradaban, berbeda dari hewan yang bahkan memiliki beberapa organ yang lebih baik.
Rayap dapat membangun tempat tinggalnya begitu rupa secara menakjubkan. Begitu kompleks, terutama jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya sendiri. Sebanding jika seandainya saja semua manusia memiliki kemampuan alamiah untuk membangun gedung bertingkat. Tetapi bangunan rayap tidak banyak berubah sepanjang zaman. Berbeda dengan tempat tinggal manusia, dari dalam gua sampai mampu membangun berbagai gedung pencakar langit yang tinggi dengan banyak bentuk variasi. Manusia (umumnya) mampu berkembang.Untuk menjaga keberadaan dan peradabannya manusia mengajarkan tata cara (metode/prosedur) kepada manusia lain. Ini dilakukan untuk mempercepat proses belajar, tanpa perlu untuk selalu mengulang dari awal lagi bagi setiap individu. Umumnya dari yang telah lebih dahulu mengalami kepada yang belum, dari yang lebih tua kepada yang lebih muda, dari orang tua kepada anak-anak. Dengan begitu diharapkan cara-cara yang cerdas untuk bertahan hidup di lingkungan dapat dimiliki oleh generasi berikutnya dengan efektif dan.
KECERDASAN BUATAN
Setiap makhluk hidup memiliki potensi kecerdasan dasar alamiah yang sesuai untuk bertahan hidup di lingkungannya. Manusia memiliki kemampuan lebih dari makhluk lain karena mampu mengubah lingkungannya dalam skala yang sangat besar. Untuk ini manusia memiliki kemampuan untuk mengamati, mencoba, meniru dan membakukan tata urutan atau tata cara. Manusia kemudian mengembangkan apa yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah, dan terus menerus mencoba menyempurnakannya. Hal ini setahu kita tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain di Bumi.
Manusia belajar menyusun pengetahuan untuk diwariskan kepada generasi penerusnya, selain untuk selalu mencoba menemukan cara-cara yang lebih baik untuk hidup. Kemudian manusia belajar memformulasikan apa yang yang dimaksud dengan kecerdasan. Mencoba memastikan kecerdasan yang dimiliki oleh sesamanya cukup memadai dan selalu berusaha untuk meningkatnya secara kolektif (bersama-sama).
Seperti yang diungkap sebelumnya, manusia selalu berusaha meningkatkan kemampuan peralatan dan sistem yang membantunya. Peningkatan kemampuan sistem yang membantu manusia pada gilirannya akan memudahkan umat manusia itu sendiri, setidaknya sampai pada batas tertentu. Itulah sebabnya manusia berusaha untuk meningkatkan kemampuan hewan ternak dan mesin-mesin.
Sebagian ilmuwan kemudian mengusahakan untuk dapat membakukan pemahaman tentang kecerdasan manusia. Tentu saja ini upaya yang sangat tidak mudah, karena pemahaman terhadap otak manusia saja masih sangat terbatas. Tetapi upaya untuk merintis cabang ilmu pengetahuan ini terus dilakukan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan buatan/AI (artificial intelligence). Di periode awal, harapan terhadap perkembangan ilmu bari ini sedemikian tinggi. Orang banyak berkhayal bahwa ilmu baru ini akan dapat memberikan kecerdasan pada mesin-mesin, seperti sebagaimana adanya kecerdasan pada manusia. Padahal seperti yang terlihat di foto berikut ini, sekadar untuk dapat berdiri dan berjalan tegak saja merupakan hal yang sulit untuk robot, sebagian masih belum cukup cerdas dalam menjaga keseimbangan tubuh. Suatu hal yang umumnya dianggap mudah oleh manusia normal dewasa.
Ini tentu harapan yang terlampau tinggi pada ilmu baru yang sedang dikembangkan. Akhirnya terjadilah yang dikenal dengan sebutan " AI Winter ". Saat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan begitu jauh, saat pendanaan mulai berkurang, terjadilah beberapa periode saat pemberitaan perkembangan AI tidak lagi begitu menonjol seperti sebelumnya. Terjadi koreksi terhadap harapan dan pernyataan yang terlalu ambisius yang akhirnya tidak dapat lagi ditopang oleh kenyataan kemajuan pengetahuan.
Sekarang kita mengenai istilah-istilah narrow/weak AI dan general/strong AI yang dipakai untuk membedakan lingkup pengembangan dan bahasan AI. Bentuk kecerdasan seperti yang dimiliki oleh manusia dilabeli sebagai general/strong AI. Adalah suatu harapan yang ambisius untuk segera memperolehnya waktu dahulu itu, saat faktor-faktor masih sangat kurang memadai. Meskipun masih bisa sedikit dimaklumi karena manusia sangat menginginkan agar mesin-mesin yang membantunya selama ini dapat lebih beroperasi mirip dengan dirinya sendiri. Memiliki kemampuan yang serupa sehingga lebih mudah untuk diajak berinteraksi.
Untuk tahap sekarang yang lebih berkembang adalah narrow/weak AI , suatu pilihan yang lebih realistis. Dikatakan sebagai kecerdasan buatan yang sempit ( bila dibandingkan dengan general AI ) karena hanya mengurus bagian-bagian tertentu dari aspek kecerdasan manusia yang luas. Sebagai pembanding dan penyeimbang, artikel di Forbes ini layak dibaca.
Maka jika dahulu dikhayalkan dalam waktu yang cukup singkat dapat dihasilkan robot yang layaknya sudah seperti manusia, maka sekarang pengembangan dilakukan dengan lebih realistis. Di ilmu robotika pun, kecerdasan 'ditanamkan' pada robot secara sistematis. Pengembangan kemampuan dilakukan per bagian dari robot.
Narrow AI
Dengan semakin canggihnya sistem peralatan elektronik, maka kemampuan komputasi pun semakin meningkat. Semakin besar kemampuan sistem elektronik untuk mengolah data dalam jumlah besar dengan semakin cepat. Karena itu narrow AI menjadi lebih cepat berkembang. Contoh aplikasi adalah kemampuan pengenalan tulisan tangan seperti berikut ini.
Penerapan lain adalah pengenalan obyek (wajah) seperti contoh proyek berikut.
Kemampuan sistem elektronik untuk mengolah data pun dimanfaatkan untuk melakukan analisis data. Analisis matematis yang tadinya dikerjakan secara manual kemudian dikerjakan dengan mempergunakan komputer elektronis. Bidang data analysis, machine learning, data science, artificial intelligence, memiliki banyak persamaan selain juga perbedaan. Tetapi kesemuanya berkembang dengan baik dalam ranah narrow AI.
Kecerdasan parsial dalam bentuk perangkat lunak semacam ini dimanfaatkan pula di sistem yang lain. Misalnya ke perangkat untuk menyelesaikan Rubik seperti ini. Kemampuan sistem perangkat untuk menyelesaikan masalah terbatas seperti ini dapat menyamai atau bahkan mengalahkan manusia. Salah satu rekor terbaik dunia diraih oleh Yusheng Du pada tahun 2021 dengan catatan waktu 3,47 detik. Sedangkan robot yang diciptakan oleh Ben Katz and Jared Di Carlo mencatat rekor 0,38 detik di tahun 2018, jauh lebih cepat daripada rekor waktu manusia.
Kemampuan untuk mengelola kecerdasan parsial untuk memproses data dari lingkungan sekitar ini kemudian bisa digabung-gabungkan untuk membangun sistem yang lebih kompleks. Misalnya untuk kepentingan membangun mobil cerdas. Pengetahuan dan pengalaman untuk membangun masing-masing tipe sensor dan untuk mengolah data yang diperoleh, digabungkan untuk dapat mendekati kemampuan manusia dalam berkendara.
Pengembangan tentu saja dilakukan secara bertahap dan sistematis. Target pertama adalah untuk membantu memudahkan manusia dalam berkendara. Kemudian dirancang untuk dapat mengambil alih peran, tetapi masih dalam pengawasan penuh manusia. Target yang kemudian menjadi sasaran adalah untuk dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia. Termasuk pada kemampuan untuk berkoordinasi antar sistem. Ini hal yang menuntut kepemilikan kecerdasan yang lebih baik dan lebih lengkap. Bukan hal yang mudah untuk sepenuhnya diwujudkan hingga saat ini.
Merupakan bagian dari pembahasan mengenai kecerdasan adalah tentang pilihan yang diambil/ditetapkan di tiap waktu, dalam hal ini oleh pengendara mobil. Dilema moral menjadi hal yang tidak sederhana untuk dibahas, tetapi perlu, jika sistem dengan suatu bentuk kecerdasan akan beroperasi di wilayah yang terdapat banyak manusia. Artikel ini menarik untuk dibaca sebagai wawasan: Should a self-driving car kill the baby or the grandma? Depends on where you’re from.
Jika mobil cerdas yang sepenuhnya bisa beroperasi tanpa campur tangan manusia sama sekali masih terus dicoba dalam masa pengembangan, robot untuk aplikasi pergudangan sudah bekerja secara penuh. Kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kecerdasan dan koordinasi telah berfungsi penuh di bisnis ini.
Pengembangan untuk automasi juga terus dikembangkan sehingga satu sistem bisa bekerja sama dengan sistem dari produsen lain. Kecerdasan semacam ini dimiliki oleh manusia untuk bekerja secara sistematis berdasarkan sains dan teknologi. Kecerdasan kolektif ini akan memungkinkan terwujudnya dark factory.
Bagaimana dengan kecerdasan yang diperuntukkan untuk pusat pengendalian jaringan komunikasi data? Bayangkan network operations center (NOC) jaringan telekomunikasi yang tiba-tiba sibuk karena banyaknya peringatan gangguan yang diterima. Karena itulah kecerdasan buatan dimanfaatkan untuk membantu mengelola NOC. Masalah dapat dideteksi lebih awal dan (sebagian) bahkan dapat ditangani tanpa melibatkan manusia.
Untuk pengelolaan energi listrik pun AI telah berkembang dan dimanfaatkan untuk bagian-per-bagian operasi sistem. Seiring waktu integrasi kecerdasan akan meliputi lebih banyak aspek operasi sistem tenaga. Akan lebih banyak pekerjaan yang dilakukan oleh robot (software dan hardware) secara otomatis di masa datang.
ROBOT dan PERAN MANUSIA
Manusia terlahir dengan ukuran otak yang kecil tetapi umumnya terus berkembang sampai usia dewasa. Seiring dengan itu, individu manusia terus belajar, terus berubah. Itulah sebabnya mengapa peradaban manusia selalu dapat mengalami perubahan, berbeda dengan kebanyakan makhluk hidup lainnya.
Kemampuan manusia untuk belajar (dan karenanya mampu berubah) inilah yang merupakan bagian dari kecerdasan yang hendak ditiru dan diterapkan ke sistem lain seperti robot. Kemampuan untuk dapat belajar sebagai ciri kecerdasan ini telah dibuktikan antara lain pada saat DeepMind (Alphabet/Google) mengembangkan AlphaZero. Saat akan mengalahkan StockFish, AlphaZero bahkan belum pernah belajar/diajari mengenai permainan catur. Sedangkan saat itu StockFish adalah software yang berupa chess engine terbaik. Kemampuan belajarlah yang membuat perbedaan signifikan di antara keduanya. Hanya dengan mempelajari permainan catur beberapa waktu AlphaZero berhasil mengalahkan StockFish. AlphaZero tetap mampu mengalahkan StockFish berkali-kali karena kemampuan belajar yang dimilikinya jauh lebih unggul.
Sebelum diperlengkapi dengan kecerdasan, mesin-mesin buatan manusia dikembangkan untuk kekuatan dan kecepatan. Dengan semakin berkembangnya ilmu kecerdasan buatan, kemampuan untuk belajar menjadi fitur yang sangat penting. Untuk mencapai kemampuan general/strong AI mungkin masih memerlukan waktu yang lebih lama lagi. Tetapi untuk narrow/weak AI, hasil perkembangan sampai tahap ini pun sudah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan robot yang jauh lebih baik dari era sebelumnya.
Misalnya adalah robot HRP-5P dari Jepang berikut, yang sampai tahap ini sudah mampu untuk mengerjakan beberapa aktivitas pekerjaan fisik manusia. Robot ini sudah dapat belajar untuk mulai mengerjakan beberapa aspek manual labour di bidang konstruksi.
Di masa yang akan datang, untuk beberapa jenis pekerjaan, untuk beberapa aktivitas, kita akan semakin banyak melihat bahwa peran manusia sudah bisa tergantikan oleh robot. Sebelum masa itu tiba, manusia akan bekerja berdampingan dengan robot-robot. Baik robot yang memiliki bentuk fisik (hardware + software) maupun yang tidak terlihat ('hanya' berupa software). Sebelumnya lagi, ada masa perkembangan saat robot-robot hanya dapat membantu manusia dengan sangat terbatas, tetapi tetap sangat bermanfaat. Sebaiknya kita bersiap-siap, antara lain melalui upaya pendidikan.
Artikel bagian kedua yang merupakan kelanjutan artikel ini ada di tautan berikut ini.