Memanusiakan Robot, Merobotkan Manusia [Bagian 2]

Artikel ini adalah bagian kedua dari tulisan saya mengenai sebagian aspek dari fungsi pendidikan untuk peradaban dan kemanusiaan. Sebelum melanjutkan membaca bagian ini, silakan membaca bagian pertama jika anda belum membacanya.

Untuk dapat belajar memahami fenomena yang sekarang sedang terjadi dan untuk dapat mencoba memahami fenomena yang akan datang, ada baiknya untuk melihat perubahan dan perkembangan dalam sejarah.

EVOLUSI DALAM SEJARAH

Gambar berikut ini adalah foto operator telepon yang dahulu menyambungkan secara manual orang yang hendak berbicara kepada orang di telepon lain di ujung sambungan kabel. Pada waktu itu, pada era itu, tanpa mereka tidak ada orang yang bisa berkomunikasi lewat telepon. Sebagian dari cara kerja para operator zaman itu dapat dilihat di video berikut: 1930s Telephone Operators.

Teknologi telephone exchange terus dikembangkan, peran operator manusia dalam bentuknya seperti foto di atas mulai digantikan oleh peralatan yang dapat bekerja lebih cepat dan dalam rentang waktu operasi yang lebih lama. Videonya dapat disaksikan di sini: The Strowger Step By Step Telephone Exchange.


Sama seperti operator manusia sebelumnya, sistem electromechanical pun digantikan dengan sistem yang lebih baik yaitu sistem berbasis elektronik. Salah satu pergantian sistem ini didokumentasikan di video berikut (di YouTube). Pembaruan global ini tidak dapat dihindari, termasuk di Indonesia.


Sistem telepon terus berubah, berevolusi mengikuti kemajuan sains, engineering, dan teknologi. Jika dahulu hanya mengandalkan layanan suara, perkembangan kemudian juga mengharuskan untuk dapat melayani pertukaran data digital.

Tidak berhenti di tahap digitalisasi, penyedia layanan telekomunikasi terus mengikuti evolusi dengan terus menerus mengadopsi kemajuan teknologi. Misalnya dengan terus meng-upgrade agar sistem mampu melayani telekomunikasi tanpa kabel/nirkawat wireless/cellular ). 


Dalam setiap tahap peralihan teknologi ada sejumlah lapangan pekerjaan yang tertutup. Ada bidang aktivitas manusia yang hilang, tergantikan oleh hewan/mesin/robot. Ada detail pelatihan yang tidak lagi relevan untuk dilakukan, detail pengetahuan yang tidak lagi dipakai. Ada hal-hal yang menjadi usang.

Tetapi juga pada tahap peralihan ada sejumlah lapangan pekerjaan baru yang terbuka. Ada aktivitas baru yang sebelumnya tidak ada atau tidak bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Ada peluang-peluang baru yang terbuka, yang bisa dimanfaatkan. Diawali dengan mengubah cara pandang terhadap sains dan teknologi di dunia global.

Gambar berikut ini adalah foto tiga 'mesin ketik' yang berevolusi sesuai kemajuan zaman. Mulai dari mesin ketik mekanis, mesin ketik elektrik, dan PC yang dapat difungsikan sebagai mesin ketik. Untuk tiap perkembangan peralatan, ada pengetahuan dan keterampilan yang baru yang perlu dipelajari. Begitu pula ada hal-hal yang tidak lagi begitu penting sebagaimana pada masa sebelumnya.

Tetapi ada juga hal-hal yang masih berguna untuk diterapkan di sistem yang baru, meskipun tidak sepenuhnya sama persis dengan bentuk penerapan terdahulu. Tidak semua perkembangan zaman berupa lompatan besar yang sama sekali asing. Sebagian merupakan perkembangan yang terjadi dengan perubahan yang tidak begitu jauh dari sebelumnya.


Pada gambar di atas anda mungkin dapat mengenali bentuk PC ( Personal Computer ), tapi pernahkah anda mengetahui 'komputer' generasi awal? Yang saya maksud di kalimat tadi bukanlah ENIAC atau mesin elektronik lainnya. Istilah computers mengacu pada penyebutan bagi manusia, orang-orang yang melakukan perhitungan, bukan mengacu pada perangkat elektronik seperti zaman sekarang ini. Di NASA, para komputer ini umumnya adalah wanita seperti terlihat di foto berikut ini.


Para wanita ini kemudian mencetak sejarah karena mereka adalah orang-orang yang hebat di lingkungan yang tepat untuk kemampuan yang mereka miliki. Meskipun begitu, zaman berganti dan sekarang kemampuan dan jasa orang-orang seperti mereka tidak lagi diperlukan dalam bentuk yang lama. Berganti, beralih menjadi peran baru dalam industri yang terus berkembang.

Foto berikut ini adalah para wanita yang menjadi operator ENIAC, yang merupakan salah satu mesin komputer pertama di dunia. Jika hendak menyaksikan cuplikan cara kerja para pemrogram waktu itu, dapat disaksikan di video berikut ini


Para wanita tetap memiliki peran di dunia komputasi modern sekarang ini, tetapi dengan kegiatan dan dengan cara kerja yang berbeda dari generasi pendahulunya.

PERALIHAN

Pernahkah anda secara umum melihat perubahan dan perkembangan dunia perbankan? Seandainya saja perbankan didefinisikan secara kaku sebagai bangunan tempat kantor pelayanan untuk menabung dan mengambil uang, barangkali banyak bank sudah berhenti beroperasi sejak lama. Sebagaimana organisasi modern lainnya yang terus berevolusi, bank mampu berubah dan menyesuaikan operasinya dengan kemajuan zaman. 


Sekarang ini ATM dapat dijumpai di banyak tempat di perkotaan, beberapa berdampingan dengan CDM. Pengguna jasa bank tidak lagi harus mengantre untuk mengambil atau menyetorkan uang,  sampai batas nilai tertentu. 


Saat masa booming ATM, timbul kekhawatiran bahwa akan terjadi pengangguran dalam jumlah besar. Tetapi kekhawatiran ini tidak terbukti karena meskipun memang terjadi perubahan pengaturan penggunaan tenaga manusia, dampaknya tidak seburuk yang dugaan awal. Kebutuhan tenaga kerja teller tetap meningkat sekalipun tidak dalam laju yang sama seperti sebelumnya (sebagaimana yang terlihat di grafik di atas), bersama dengan meningkatnya instalasi ATM. Dengan keberadaan ATM waktu itu, efisiensi meningkat, sehingga bisnis perbankan bahkan dapat diperbesar yang pada gilirannya menyerap lebih banyak tenaga kerja manusia. Termasuk untuk menangani sistem ATM, baik secara internal maupun dengan cara outsourcing.

And so, what’s happened is that cash-handling has obviously become less important for tellers. But their ability to market and their interpersonal skills in terms of dealing with bank clients has become more important. So the transition–what the ATM machine did was effectively change the job of the bank teller into one where they are more of a marketing person. They are part of what banks call the ‘customer relationship team.’ But it’s a different sort of skill. Maybe it’s a higher skill. There is some evidence that their wages have gone up. They are hiring more college graduates as bank tellers. And in a whole variety of ways we are seeing changes of this sort where the nature of occupations is getting up-skilled in some fashion. Often very specific skills related to the particular technology, the particular job. This is happening across the board. And that’s part of the challenge that technology is posing for us: How do we develop all of these  new skills?

Penting untuk diingat bahwa untuk mendapatkan lebih banyak manfaat dari teknologi modern dan meminimalkan dampak automasi maka potensi skala bisnis dan ekonomi perlu untuk dapat terus diperbesar. Untuk itu, teknologi tidak dapat diandalkan secara tunggal sebagai satu-satunya faktor pendorong. Misalnya, faktor pendidikan umum dan keamanan juga berperan penting agar ekonomi dapat terus tumbuh dan banyak bisnis bisa terus berkembang.

Di masa mendatang fenomena ATM di masa lalu dapat menjadi inspirasi, tetapi tetap dipelajari dengan kehati-hatian. Dunia perbankan digital di era Internet ini berbeda dengan masa awal perkembangan ATM. Layanan sudah sedemikian terintegrasi, terpadu dengan sejumlah besar automasi. Karena itu berita-berita lokal seperti berikut ini perlu dicermati, misalnya "Bos Mandiri: Peran CS & Teller Bank Beralih ke Mobile Apps" atau "Transaksi Mobile App Tumbuh Pesat, 3.074 Kantor Cabang Bank Tutup".

Di banyak bidang industri dan bisnis, robot (software/hardware) akan semakin banyak dipergunakan, dan berpotensi menggantikan sejumlah besar tenaga kerja manusia untuk aktivitas yang telah memiliki definisi dan urut kegiatan yang jelas dan berulang. 


Ada sejumlah cara bagaimana kemajuan teknologi dapat membuka lapangan kerja baru. Beberapa telah saya sampaikan dalam paragraf yang membahas tentang ATM di atas. Gambar di atas berasal dari artikel yang sama dengan keterangan berikut ini, yang sangat baik untuk dibaca.

New technology can create jobs in a few ways. There are the direct jobs for people who design and maintain the technology, and sometimes whole new industries built on the technology. But the part that is often overlooked is the indirect effect of labor saving inventions. When companies can do more with less, they can expand (i.e., add new products or open new locations) and lower prices to compete. And when goods and services are cheaper, consumers can afford to buy more of their product, or use their savings to spend on other things (like sporting events, dining, etc.).

Kembali perlu diingat bahwa tanpa peningkatan skala operasi bisnis yang signifikan, maka laju pertambahan lapangan kerja tidak dapat mengimbangi jumlah pekerjaan yang tergantikan oleh robot atau automasi. Selain itu, generasi baru tenaga kerja perlu dipersiapkan untuk peralihan dari bentuk aktivitas lama ke bentuk aktivitas baru. Karena pembukaan lapangan kerja untuk aktivitas baru lebih mungkin terjadi untuk ekspansi bisnis di masa depan.

Pegawai bank terutama para teller dapat dijadikan sebagai salah satu contoh kasus berkenaan dengan automasi di industri. Di banyak tempat di dunia, mereka memiliki peran penting sebelum masa automasi dan tetap penting di era automasi perbankan. Peluang evolusi aktivitas (reposisi) sebagian dari para teller digambarkan dengan baik di kutipan artikel berikut ini.

Bloomberg wrote: “There’s a high tolerance for self-service until it fails, and then there’s no tolerance.” 
This has resulted in an increase in demand for bankers with a very different skill set. By retraining tellers as “digital bankers”, financial institutions aim to have more universal tellers who can answer more complex questions.

Evolusi dari layanan manual ke ATM, ke sms baking, lalu Internet/mobile banking tidak lantas menghapus total peran teller. Sebagai pengguna jasa, saya sendiri pernah mengalami secara langsung bentuk pergeseran peran yang digambarkan di artikel yang saya kutip ini.

In a further move away from their traditional role, tellers increasingly will shift to hybrid roles, says Dong Hong, vice president and senior counsel of the trade group Consumer Bankers Association. Tellers will be able to help customers with specialized bank products like loans, in addition to routine services such as cashing checks and dispensing money. 

Peralihan peran tradisional ke peran baru di era automasi dan robotika ini tidak hanya terjadi di dunia perbankan, tetapi juga di Industri lain. Pertanyaannya mengapa robot di industri lain tidak dipergunakan sebanyak di industri perbankan? Mengapa peralihan dari manusia ke sistem automasi tidak secepat yang sempat dibayangkan sebelumnya?

ADOPSI

Jika memang robot mendatangkan keuntungan yang besar, mengapa tidak banyak robot yang sekarang bekerja di sekitar kita?

Pertanyaan semacam itu perlu dilihat dari beberapa sisi. Yang pertama, sebagaimana telah disampaikan di bagian pertama, robot tidak selalu berwujud benda nyata. Sebagian besar sekarang ini malah berupa perangkat lunak. Saat ini banyak bot yang bekerja secara otomatis di sekitar manusia tanpa kita sadari.

Yang kedua, adopsi terhadap robot perangkat lunak berbeda dari tingkat adopsi terhadap robot yang merupakan gabungan software dan hardware. Hal ini terutama karena faktor biaya awal yang masih cukup tinggi untuk robot dengan mesin mekanis. Hanya industri yang padat modal atau memiliki akses pembiayaan yang cukup yang mampu untuk mengadakan sistem robot dalam jumlah besar di dalam sistem produksinya, seperti sebagian industri otomotif


Meskipun begitu, proses automasi dengan robot di industri yang memiliki modal yang memadai pun tidak begitu saja terjadi sepenuhnya secara permanen. Masing-masing perusahaan memiliki kondisi operasi yang tidak selalu sama satu dengan lainnya. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan juga dalam penentuan penerapan skala adopsi teknologi seperti dalam artikel berikut.

But we still don’t have machines with the dexterity and flexibility humans have to do the full range of tasks. The idea we are in a robotics revolution is maybe true for a handful of companies around Silicon Valley, and elsewhere, but as the Census survey showed, the tsunami of change is still very much in the future.

Xpeng’s factory, in the southern Chinese city of Zhaoqing, touts 100 per cent automation in the installation of car bodies at its welding workshops, with more than 200 robotic arms. Photo: Handout

Automasi di banyak aspek operasi industri hampir dapat dipastikan akan semakin meluas. Dengan adanya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, menambah faktor pendorong untuk semakin mengurangi jumlah pekerja manusia di bidang/kegiatan tertentu. Wabah ini memberi pelajaran mengenai kemungkinan kondisi saat mobilitas dan konsentrasi jumlah manusia sangat dibatasi. Perlu ada sistem yang lebih handal untuk menjalankan pekerjaan yang sudah terdefinisi jelas dan bersifat rutin. Pabrikan di China telah ada yang melakukan peralihan ke sistem robot yang lebih masif (video bisa dilihat di sini). 

Sama dengan banyak mesin dan perangkat elektronik lain sebelumnya, semakin lama harga robot (termasuk robot dengan hardware) akan semakin murah untuk tingkat kemampuan yang sama. Ada lebih banyak perusahaan yang membuat robot mesin yang harganya semakin murah. Dengan begitu akan semakin banyak industri, bisnis dan bahkan individu yang bisa memanfaatkannya. Misalnya adalah perusahaan Automata,  yang memproduksi lengan robot seharga $7.600 saat harga lengan robot industri lainnya dapat seharga lebih dari $100.000. 


Lengan robot produksi Rotrics seperti di atas sudah berharga di kisaran $1.049. Contoh lainnya adalah lengan robot yang diproduksi oleh igus. Banyak pilihan lain dengan harga yang cukup terjangkau untuk industri, robot-robot yang dibuat di China antara lain dapat dilihat di situs seperti Alibaba ini.

Sebagaimana sejarah komputer elektronik, PLC, SCADA, dan CNC, maka harga robot-robot (sw/hw+sw) pun akan semakin murah. Semakin banyak tersedia dan semakin mudah untuk diperoleh.

MESIN BIOLOGIS

Di artikel bagian pertama telah diberikan beberapa contoh bagaimana hewan membantu kehidupan umat manusia. Di artikel di bagian kedua ini sebelumnya telah juga dikutip bagaimana dexterity  (ketangkatasn/keterampilan) dan flexibility (fleksibilitas) manusia masih sangat dibutuhkan di banyak aktivitas, termasuk di industri. Sebagai contoh, saya sudah mencoba mengumpulkan video-video mengenai ketangkasan manusia dalam bekerja di playlist YouTube ini.


Jika anda masih sempat membolak-balik telapak tangan dan menggerak-gerakkan lengan anda, maka sebenarnya anda sedang 'mempergunakan' sistem yang sangat mahal. Hal seperti ini jarang untuk dapat dengan mudah disadari karena sebagai manusia umumnya kita telah menjadi sangat terbiasa dengan tangan dan kaki kita, juga dengan fungsi bagian tubuh lainnya. Padahal kemampuan untuk bergerak seperti yang dimiliki manusia tidaklah mudah untuk didapatkan. Itu sebabnya harga robot yang terdiri dari hardware dan software masih relatif mahal, terutama yang memiliki akurasi pergerakan yang baik.

Di ilmu sistem kendali biasanya sempat dipelajari mengenai degrees of freedom, misalnya 6-DoF . Semakin besar derajat kebebasan yang dikehendaki, akan semakin rumit sistem dan semakin mahal biaya pembuatannya. Secara alamiah umumnya manusia memiliki kemampuan yang cukup baik untuk bergerak dan karenanya dapat terus bekerja dengan mempergunakan anggota tubuhnya. Gambar-gambar berikut diperoleh dari Kawasaki.



Gambar berikut ini didapat dari artikel yang baik untuk dibaca: AN ARDUINO CONTROLLED ROBOT ARM. 


Meskipun tenaga kerja manusia secara umum masih lebih unggul daripada robot mekanis hingga saat ini (berkaitan dengan faktor biaya inisiasi, ketangkasan dan fleksibilitas), tidak berarti bahwa hal tersebut akan berlangsung selamanya. Kita perlu belajar dari fenomena perkembangan adopsi perangkat elektronik, komputer dan Internet. Semua perkembangan teknologi tersebut memang membutuhkan waktu untuk dapat diadopsi secara luas. Tetapi bisa dilihat sekarang bahwa semua teknologi itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak manusia. Sudah banyak detail pekerjaan manusia yang telah digantikan oleh robot. Sebagai contoh saya sudah coba mengumpulkan beberapa video di playlist YouTube ini.

Kembali ke awal artikel ini, pekerjaan operator telepon dengan aktivitas seperti tempo dulu tidak bisa terus dipertahankan lagi di era yang modern. Tetapi ada sejumlah lapangan kerja baru yang terbuka dengan keberadaan sistem telekomunikasi yang baru. Begitu pula dengan ATM yang mengurangi beban teller sehingga bisa melakukan aktivitas yang lain di bank. Keberadaan ATM juga secara langsung membuka lapangan kerja baru. 

Lapangan kerja manual labour  bagi manusia masih akan tersedia di masa datang. Automasi dan robotika tidak akan menghilangkan semua bentuk peluang pekerjaan fisik bagi manusia. Sama seperti sekarang saat kecanggihan teknologi elektronika, telekomunikasi, dan informatika tetap tidak menghilangkan semua lapangan pekerjaan fisik ( manual labour ) bagi manusia.


Misalnya sebagaimana foto di atas, keahlian pekerjaan fisik untuk membuat senjata seperti katana masih dihargai di Jepang karena merupakan seni yang bernilai tinggi [video]. Tetapi sekalipun bernilai tinggi, bidang pekerjaan semacam ini bukan jenis lapangan kerja yang mampu menampung banyak orang. 

Belajar dari kenyataan yang sekarang terjadi, lebih banyak orang yang sekarang dapat bekerja dengan bantuan teknologi modern. Mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan cara kerja sebagai akibat dari adopsi teknologi baru. Di masa datang kemampuan kognitif perlu untuk lebih dilatih karena semakin banyak bidang pekerjaan yang hilang dan berubah/berganti bentuk sebagai hasil dari automasi/robotika.

KECENDERUNGAN DUNIA

Sebagai penduduk yang tinggal di negara berkembang, kita memiliki 'kemewahan' untuk dapat belajar dari negara-negara yang telah lebih maju di bidang sains, engineering, dan teknologi. Kalau mau memperhatikan, di sekitar kita sekarang ini banyak sekali hasil pencapaian dari negara maju yang sudah kita manfaatkan. Bahkan seandainya pun sudah merupakan produksi lokal, produk teknologi itu adalah artefak dari pencapaian di sistem yang telah lebih dahulu maju. Peralatan elektronik & sistem yang anda pakai untuk membaca tulisan ini pun adalah hasil dari pencapaian peradaban manusia di negara maju.

Karena itu selalu baik untuk memperhatikan kecenderungan ( trend ) yang sudah/sedang berlangsung di negara-negara yang lebih maju. Selalu ada kemungkinan bahwa hal yang sama juga akan sampai, tersedia, dan berlaku di lingkungan terdekat kita di masa yang akan datang.

Ilmuwan dan ahli fisika, Sir Isaac Newton menyatakan dengan sangat baik mengenai belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain. Bahkan genius seperti Newton mengakui bahwa kalaupun ia mampu melihat jauh ke depan, itu karena ia berdiri di atas pundak para raksasa. Artinya, pemahaman dan pengetahuan yang didapatnya berdasar pada pencapaian orang lain sebelumnya. 


Amerika Serikat dahulu dapat maju dengan cara mau belajar dari Eropa, sampai kemudian mereka mampu untuk menjadi lebih maju. Jepang pun mempelajari sains dan teknologi dari bangsa-bangsa Barat, sampai mereka mencapai keunggulan mereka sendiri. Korea Selatan dan Singapura pun belajar dari bangsa lain, mengikuti sampai mereka mampu untuk melakukan pengembangan sendiri. Bahkan China dan India yang sebenarnya merupakan negara-negara dengan peradaban tua di dunia, belajar dari negara lain untuk mengembalikan kemampuannya sebagai negara maju di era modern. Kesombongan yang mengakibatkan tidak mau belajar dari negara-negara maju adalah hal yang berbahaya.


Salah satu cara untuk mempermudah mempelajari bagaimana kecenderungan peradaban akan berkembang adalah dengan mempelajari apa yang diformulasikan oleh para ahli dan pelaku dunia industri. Salah satunya adalah dengan melihat gambar di atas, mengenai Industrial Revolution 4.0.


Pola pendidikan perlu untuk selalu disesuaikan dengan perubahan arah peradaban dunia. Tahapan-tahapan yang dinamai sebagai revolusi industri tidak hanya mengubah cara kerja manusia, tetapi juga mengubah pola kehidupan manusia secara umum. Dari masyarakat yang tadinya mengandalkan perburuan hewan untuk bertahan hidup menjadi masyarakat yang cerdas yang memanfaatkan sains dan teknologi untuk kehidupannya.

Evolusi pola kehidupan manusia ini tampaknya sudah disadari juga oleh pemerintah. Berita berikut ini adalah salah satu contohnya,"Menkominfo Sebut 85 Juta Pekerjaan Manusia Akan Hilang Digantikan Mesin di 2025" dan sebelumnya "Nadiem Makarim: Dalam Lima Tahun ke Depan 85 Juta Pekerjaan Akan Hilang".

PERUBAHAN PENDIDIKAN

Di artikel bagian pertama, telah dipaparkan bagaimana manusia menginginkan agar mesin-mesin yang membantunya memiliki kecerdasan yang baik untuk semakin mempermudah pekerjaan. Robot-robot yang juga dikembangkan untuk seni dan interaksi dengan manusia pun dianggap perlu memiliki tingkat kecerdasan yang memadai. Sebelum berupaya untuk memberikan kecerdasan kepada mesin, manusia telah memiliki pengalaman untuk mewariskan pengetahuan dan pengalaman kepada manusia lain dan hewan peliharaan.

Manusia telah berupaya memformulasikan beberapa bentuk cara untuk mendapatkan perubahan kemampuan pada individu lain. Cara untuk mewariskan ilmu dan mendorong perkembangannya lebih lanjut. Kita kemudian mengenal beberapa learning theories yang disusun untuk dapat dengan lebih sistematis memformulasikan bagaimana pembelajaran dapat dilangsungkan.


Ada beberapa teori yang terus dikembangkan, beberapa yang paling umum tercantum di tabel di atas ini. Behaviorism adalah bentuk paling klasik yang masih banyak dipakai hingga saat ini. Tetapi metode itu sebenarnya tidak cocok untuk tetap dijadikan sebagai yang utama di era modern menuju Society 5.0.

Setidak-tidaknya untuk menopang perkembangan industri yang sedang mengadopsi automasi dan robotika, cognitivism perlu lebih diterapkan. Termasuk untuk menghadapi tantangan Abad 21 yang memiliki detail yang berbeda dari ratusan tahun yang lalu sehingga memerlukan jenis keterampilan yang berbeda pula untuk dipelajari. Kemampuan berpikir umat manusia semakin akan dibutuhkan dan diutamakan.


Perubahan cara pandang terhadap pembelajaran ini dapat dilihat dengan jelas di perubahan taksonomi yang dibuat oleh Benjamin Bloom. Versi yang lebih baru yang merupakan penyesuaian dibuat oleh Lorin Willard Anderson dan David Reading Krathwohl pada tahun 2001. Pembaruan Bloom's taxonomy ini tidaklah aneh, karena bahkan indikator dari keberhasilan suatu proses belajar itu sendiri adalah adanya perubahan. Keluaran dari suatu proses belajar yang berhasil baik adalah adanya perubahan. Maka perubahan di bidang pendidikan adalah hal yang alamiah.

Untuk memahami lebih baik mengenai Bloom's taxonomy, tidak dapat begitu saja dilakukan dengan melihat gambar seperti di atas ini. Tetapi gambar tersebut cukup baik untuk membantu mengingat esensi yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran, melalui perubahan sesuai zaman.


sumber
15 Learning Theories in Education (A Complete Summary)



Ada sejumlah artikel (in English) yang dapat dibaca lebih lanjut mengenai Bloom's taxonomy ini. Dengan begitu masing-masing penjelasan dalam artikel dapat dibandingkan satu dengan lainnya. Dari sejumlah besar artikel, di antaranya adalah: link 1, link 2, link 3, link 4, link 5, link 6.


Di dunia digital modern seperti sekarang ada cukup banyak alternatif layanan, aplikasi, software yang bisa dipakai sebagai bagian dari proses pembelajaran. Detail cara belajar sudah tidak lagi selalu persis sama seperti masa sebelumnya, sebagaimana juga detail cara bekerja di zaman ini banyak yang sudah berbeda jauh dari zaman sebelumnya.

Misalnya dalam hal teknologi pembelajaran, dengan pengaturan penggunaan yang tepat SNS seperti Facebook dan Twitter dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Selain sebagai sarana bertukar informasi dan hiburan. Begitu pula cara manusia mengingat sudah berbeda dengan cara mengingat di masa sebelum banjir informasi seperti sekarang. Sarana pencarian informasi digital sudah sangat mudah untuk dipergunakan dan dimanfaatkan. Maka apa saja yang perlu diingat dan bagaimana manusia modern mengingat tidak lagi persis sama dengan keperluan manusia di zaman/era sebelumnya. Begitu pula untuk sarana untuk berkreasi ( to create ), di zaman ini sudah lebih banyak tersedia daripada zaman sebelumnya, dengan lebih mudah dan lebih cepat. Secara umum beberapa aktivitas yang sesuai bisa dilihat berikut ini.


ENGINEERING TECHNOLOGY

Pembelajaran untuk bidang rekayasa (engineering) yang dulu dikenal sebagai bidang teknik dapat dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fokus pembelajaran dan bidang aktivitasnya. Yang pertama adalah bidang engineering dan yang kedua adalah bidang engineering technology. Pendidikan vokasi lebih dekat/sepadan dengan bidang engineering technology. Beberapa gambar lain mengenai hal ini telah saya kumpulan di satu halaman di tautan ini.


Di masa yang lalu saat revolusi industri masih di tahap awal pendidikan yang praktis diutamakan untuk dapat melakukan manual labour dengan efektif dan efisien. Sebagai contoh sebagaimana yang diungkapkan di awal artikel ini, yaitu operator telepon. Tetapi seiring kemajuan zaman, terutama dengan trend revolusi industri keempat dan Society 5.0, dunia pendidikan perlu untuk melakukan penyesuaian. Apalagi automasi (termasuk robotika) akan semakin banyak diterapkan. Maka penguatan pembelajaran kognitif ( HOTS ) perlu terus dilakukan. 

Salah satu cara paling efektif dan efisien adalah dengan mengacu pada sumber yang sudah banyak diakui dan dipakai sebagai rujukan, misalnya ABETAccreditation Board for Engineering and Technology ). Beberapa halaman rujukan dapat dibaca di situs asalnya:

Berikut ini adalah contoh perbedaan antara associate degree programs dengan baccalaureate degree programs untuk engineering technology menurut ABET.

Criterion 3. Student Outcomes

A. For associate degree programs, these student outcomes must include, but are not limited to, the following:

(1)  an ability to apply knowledge, techniques, skills and modern tools of mathematics, science, engineering, and technology to solve well-defined engineering problems appropriate to the discipline;

(2) an ability to design solutions for well-defined technical problems and assist with the engineering design of systems, components, or processes appropriate to the discipline;

(3) an ability to apply written, oral, and graphical communication in well-defined technical and non-technical environments; and an ability to identify and use appropriate technical literature

(4) an ability to conduct standard tests, measurements, and experiments and to analyze and interpret the results; and

(5) an ability to function effectively as a member of a technical team.

B. For baccalaureate degree programs, these student outcomes must include, but are not limited to, the following:

(1) an ability to apply knowledge, techniques, skills and modern tools of mathematics, science, engineering, and technology to solve broadly-defined engineering problems appropriate to the discipline;

(2) an ability to design systems, components, or processes meeting specified needs for broadly-defined engineering problems appropriate to the discipline;

(3) an ability to apply written, oral, and graphical communication in broadly-defined technical and non-technical environments; and an ability to identify and use appropriate technical literature;

(4) an ability to conduct standard tests, measurements, and experiments and to analyze and interpret the results to improve processes; and

(5) an ability to function effectively as a member as well as a leader on technical teams.


Electrical/Electronic(s) Engineering Technology and Similarly Named Programs

I. PROGRAM CRITERIA FOR ASSOCIATE LEVEL PROGRAMS

Curriculum
The curriculum must provide associate degree graduates with instruction in the knowledge, techniques, skills and use of modern tools necessary to enter careers in the application, installation, manufacturing, operation and/or maintenance of electrical/electronic(s) systems. Graduates of associate degree programs have strengths in the building, testing, operation, and maintenance of electrical systems.

The curriculum must include the following topics:

  1. application of circuit analysis and design, computer programming, associated software, analog and digital electronics, microcomputers, and engineering standards to the building, testing, operation, and maintenance of electrical/electronic(s) systems; and
  2. application of natural sciences and mathematics at or above the level of algebra and trigonometry to the building, testing, operation, and maintenance of electrical/electronic systems.

II. PROGRAM CRITERIA FOR BACCALAUREATE LEVEL PROGRAMS

Curriculum
The curriculum must provide baccalaureate degree graduates with instruction in the knowledge, techniques, skills and use of modern tools  necessary to enter careers in the design, application, installation, manufacturing, operation and/or maintenance of electrical/electronic(s) systems. Graduates of baccalaureate degree programs are well prepared for development and implementation of electrical/electronic(s) systems. Given the breadth of technical expertise involved with electrical systems, and the unique objectives of individual programs, some baccalaureate programs may focus on preparing graduates with in-depth but narrow expertise, while other programs may choose to prepare graduates with expertise in a broad spectrum of the field. Therefore, the depth and breadth of expertise demonstrated by baccalaureate graduates must be appropriate to support the program educational objectives.

The curriculum must include the following topics:

  1. application of circuit analysis and design, computer programming, associated software, analog and digital electronics, microcontrollers, and engineering standards to the building, testing, operation, and maintenance of electrical/electronic(s) systems;
  2. application of natural sciences and mathematics at or above the level of trigonometry to the building, testing, operation, and maintenance of electrical/electronic systems;
  3. analysis, design, and implementation of one or more of the following: control systems, instrumentation systems, communications systems, computer systems, power systems or energy systems;
  4. application of project management techniques to electrical/electronic(s) systems; and
  5. utilization of differential and integral calculus, as a minimum, to characterize the performance of electrical/electronic systems.


Keterangan di atas adalah salah satu contoh formulasi pembelajaran untuk dunia modern saat ini. Bisa dilihat bahwa bahkan untuk engineering technology pembelajaran sudah tidak lagi fokus hanya pada pelatihan kegiatan pekerjaan fisik (manual labour). Jika anda membaca bagian pertama artikel dan semua paragraf awal di artikel ini maka akan mudah dipahami alasannya. Automasi dan robot akan banyak mengubah lapangan kerja di masa sekarang dan yang akan datang.

Umat manusia telah lama berusaha untuk memberikan kecerdasan pada robot. Yang dalam prosesnya dapat dikatakan bahwa manusia sedang 'memanusiakan robot'. Maka sangatlah tidak masuk akal jika pendidikan tinggi yang mempergunakan sejumlah besar sumber daya dalam operasionalnya tidak mempersiapkan generasi mendatang untuk dapat bersaing di dunia yang akan penuh dengan automasi dan robot. Upaya pendidikan, termasuk pendidikan tinggi tidak selayaknya 'merobotkan manusia'. Karena manusia bukan hanya akan menjadi tenaga kerja, tetapi juga akan menjadi warga negara yang akan berpartisipasi dalam kehidupan bersama di Bumi.

MASALAH PEMAHAMAN TENTANG PROSES SAINS

Sains (science), kerekayasaan (engineering), dan teknologi (technology) adalah tiga serangkai yang sampai sekarang banyak membentuk peradaban manusia di berbagai tempat di Bumi ini. Sebagian besar jalur pendidikan utama di dunia ini dilangsungkan berdasar sains. Termasuk untuk perguruan tunggi yang mencetak banyak sarjana. Tetapi kenyataannya pada saat terjadi pandemi Covid-19, pemahaman terhadap sains tidak tampak cukup baik di masyarakat di banyak negara, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Bagaimana ini bisa terjadi? Salah satu jawabannya ada di artikel yang saya kutip berikut ini.

The key here is teaching how science works, not just what science has discovered. We recently published an article in Skeptic (Vol. 9, No. 3) revealing the results of a study that found no correlation between science knowledge (facts about the world) and paranormal beliefs. The authors, W. Richard Walker, Steven J. Hoekstra and Rodney J. Vogl, concluded: “Students that scored well on these [science knowledge] tests were no more or less skeptical of pseudoscientific claims than students that scored very poorly. Apparently, the students were not able to apply their scientific knowledge to evaluate these pseudoscientific claims. We suggest that this inability stems in part from the way that science is traditionally presented to students: Students are taught what to think but not how to think.”

Pelajaran tentang kerekayasaan/engineering berpeluang untuk menjadi pelajaran yang 'kering'. Penuh persamaan dan hafalan, serta pelatihan aktivitas yang sama persis secara berulang. Padahal telah dipelajari dari awal artikel ini bahwa pola aktivitas pekerjaan di masa depan sudah banyak berubah.

Automasi dan robot akan banyak menggantikan aktivitas dan pekerjaan fisik manusia. Bayangkan jika di awal masa peralihan dari operator manusia ke mesin di waktu lalu, calon tenaga kerja di sektor telekomunikasi tetap dilatih sebagai operator telepon dengan fokus aktivitas yang masih tetap sama seperti aktivitas yang lama. Padahal lapangan kerjanya sendiri sudah mulai menghilang, betapa rugi menggunakan semua sumber daya untuk pelatihan semacam itu. 

Calon tenaga kerja untuk masa depan perlu lebih banyak dilatih bagaimana cara berpikir dalam sains (secara ilmiah), bukan hanya berpikir cara menggunakan produk hasil dari sains saja. Pelatihan berpikir ilmiah ini secara proporsional akan bergantung setidaknya pada jenis pekerjaan dan tingkatannya. Di masa depan, akan banyak penyelesaian masalah (problem solving) yang perlu pemikiran yang berbeda dari masa lalu. Peralatan, sistem, dan metode di masa depan akan banyak yang berbeda dari yang ada masa kini. Sama halnya seperti saat ini, banyak metode dan peralatan yang sudah berbeda dari masa lalu. Untuk tipe pekerjaan/kegiatan yang sudah memungkinkan, efektivitas dan efisiensi terus ditingkatkan. Pekerjaan yang berulang-ulang dilakukan oleh manusia mulai dialihkan ke sistem automasi, termasuk kepada robot. Manusia akan lebih didorong untuk memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan kognitifnya, untuk melakukan problem solving dan untuk berimajinasi agar dapat terus mengembangkan peradaban. 

TRANSFERABLE SKILLS

Jika anda sempat melihat kembali gambar mesin ketik di bagian atas artikel ini, anda akan melihat persamaan antara ketiga peralatan di sana. Bahkan laptop modern pun memiliki tata letak yang umumnya masih sama, yaitu dasarnya QWERTY (bukan DVORAK). Pada masa lalu, jika pernah berlatih mengetik dengan mesin ketik mekanis, maka akan menjadi lebih mudah saat perlu berlatih mengetik menggunakan keyboard  komputer. Hal seperti ini dinamakan sebagai transferable skill. Meskipun tidak semua pengetahuan, ketangkasan, keterampilan punya nilai/derajat yang sama di satu aktivitas dengan di aktivitas lainnya.

Idealnya, suatu pelatihan dilakukan dengan alat/sistem yang nantinya memang akan dipergunakan. Begitu juga dengan lingkungan pelatihan, idealnya adalah lingkungan yang nanti merupakan tempat kerja sesungguhnya. Idealnya juga pelatihan itu bersifat personal, satu-lawan-satu, bukan satu pelatih/pengajar untuk beberapa peserta pelatihan. Tetapi, hal-hal tadi jelas sulit untuk diwujudkan di banyak tempat di banyak kesempatan di dunia nyata.

Misalnya karena sistem peralatan yang mahal dan/atau langka, maka terdapat perbedaan antara yang tersedia di tempat pelatihan dengan yang ada di industri. Lagi pula bahkan untuk satu jenis industri yang sama, akan mungkin terdapat beberapa alat/sistem yang berbeda dengan fungsi dasar yang sama. Intinya, tidak selalu praktis bagi tempat pelatihan untuk memiliki semua alat yang sama persis dengan yang dimiliki oleh industri. Ada beberapa faktor pertimbangan yang membuat suatu tempat pelatihan/pembelajaran untuk memilih sistem yang akan dipakai sebagai sarana belajar.

Kecuali untuk pelatihan internal/kedinasan di tempat kerja yang sesungguhnya, maka pelatihan di lembaga belajar/pelatihan/pendidikan akan selalu memiliki kemungkinan perbedaan alat/sistem dengan yang terdapat di beberapa fasilitas industri. Di sinilah pentingnya penerapan konsep transferable skill. Sebagaimana contoh tentang mesin ketik di paragraf di atas, ada beberapa keterampilan yang dapat masih dimanfaatkan dengan baik di aktivitas lain. Walaupun ada beberapa keterampilan yang menjadi tidak begitu penting dan ada juga yang bahkan tidak lagi terpakai. Kompromi semacam ini perlu untuk dilakukan karena berbagai ketidakidealan.

Selain keterampilan yang bersifat khusus di lingkup yang sempit, ada pula transferable skill yang bersifat lebih umum. Sebagai contoh, salah satu bagiannya saya salin di sini.

Selain skill yang dapat di-transfer begitu pula dengan pengetahuan, yang disebut sebagai transferable knowledge. Screenshot tabel-tabel berikut ini diambil dari sumber yang sama dengan tabel di atas, untuk lebih lengkap silakan membaca dokumen aslinya. 

Curiosity adalah sikap yang baik dan salah satu yang diperlukan sebagai bagian dari keterampilan di Abad 21 ini. Rasa ingin tahu penting untuk kemajuan dan bisa dibantu dipenuhi dengan kemajuan teknologi yang ada. Misalnya, kemampuan untuk mencari informasi dengan mesin pencari seperti Google atau Bing adalah kemampuan dasar untuk era informasi ini.

KKNI

Idealnya semua jenjang dan bentuk pendidikan memiliki tingkat yang kurang lebih sama dalam hal peningkatan terhadap kemampuan kognitif. Karena sebagaimana yang telah anda baca di artikel bagian pertama dan bagian kedua ini, robot dan automasi di masa depan akan membawa dampak ke hampir semua lapisan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tetapi, dalam kenyataan ada banyak hambatan untuk mewujudkan pendidikan ideal ini, misalnya keterbatasan dana dan tenaga.

Maka yang paling realistis adalah dengan mengacu pada pembagian fokus kegiatan secara berjenjang. Di Indonesia, ini dikenal sebagai KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Dari sini penggunaan sumber daya bisa diatur untuk disesuaikan dengan target yang hendak dicapai di tiap level. 


Sebagai contoh, pendidikan vokasi (engineering technology) jenjang D3 sebanding dengan KKNI level 5. Sedangkan jenjang S1 terapan berada di KKNI level 6. Ini bisa dibandingkan dengan standar ABET untuk associate degree programs dan baccalaureate degree programsKedua level ini dapat dicapai tidak hanya melalui pendidikan formal tetapi juga melalui cara lain, seperti pengalaman di dunia kerja. 

Anda bisa membandingkan juga dengan Bloom's taxonomy dan penerapannya yang sesuai untuk tiap level. Begitu juga dengan penerapan learning theory yang sesuai untuk tiap level. 


Saran pencapaian KKNI dibagi-bagi dari level 1 sampai level 9. Di level 1, kandungan unsur kompetensi psikomotorik menjadi unsur pendidikan yang dominan, sedangkan di level 9 unsur pendidikan kognitif menjadi faktor yang paling dominan. Level 5 dan level 6 sudah masuk dalam level dengan unsur okupasi manajerial.

Kesembilan level ini kemudian dijabarkan di masing-masing bidang teknis secara lebih terperinci dengan tetap menggunakan pola dasar yang sama. Misalnya untuk bidang ketenagalistrikan terdapat Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 46 Tahun 2017. Berikut adalah kutipan level 1 (SMP) dan level 2 (SMA/SMK) sebagai contoh di bidang ketenagalistrikan.


Untuk level 5 (D3) dan untuk level 6 (S1) di bidang ketenagalistrikan, dapat dilihat di cuplikan tabel berikut ini. Juga dapat kembali dibandingkan dengan standar ABET di bagian atas artikel ini. Untuk informasi mengenai SKTTK (Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan) dapat dilihat di situs ESDM.


Dengan kemajuan zaman yang ditandai dengan automasi dan robotika, maka pendidikan level 5 dan level 6 diharapkan untuk mampu menghasilkan lulusan yang dapat memperkuat industri nasional. Dengan begitu, tenaga kerja di level di bawahnya masih dapat cukup tertolong dengan skala industri dan bisnis yang memadai. Karena manusia di negara-negara maju telah lebih dahulu 'memanusiakan robot', maka pendidikan di level 5 dan level 6 sudah tidak boleh terjebak pada kegiatan 'merobotkan manusia'. Apalagi saat ini pendidikan formal di level 5 sudah didorong untuk naik menjadi level 6.

LITERASI

Setelah membaca artikel bagian pertama dan artikel bagian kedua ini, semoga sudah didapati bahwa pendidikan formal terutama pendidikan tinggi nasional sudah perlu bersiap merespons perkembangan zaman. Termasuk dampak dan peluang dari automasi dan robotika. Bagaimana caranya?


Langkah pertama dan utama adalah melalui literasi. Lebih rinci lagi dimulai dari peningkatan minat dan kemampuan membaca, lalu kemampuan mengolah informasi dan menulis. Alvin Toffler bahkan menyatakan bahwa di Abad 21, literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis. Menurutnya literasi adalah kemampuan untuk belajar, menyingkirkan/membuang/melupakan apa yang pernah dipelajari, lalu belajar kembali (learn, unlearn, relearn). Maksudnya, manusia modern perlu memiliki kemampuan untuk dapat seolah-olah merancang ulang program bagi dirinya. Ia perlu untuk dapat berusaha berubah dengan mengganti hal-hal yang tidak lagi relevan, lalu mempelajari hal-hal baru yang lebih baik. Misalnya, lagi, adalah penggantian peran operator telepon dan reposisi peran teller di perbankan.

Semua negara maju memiliki tingkat minat dan kemampuan membaca yang baik. Lebih dari itu, peradaban maju sepanjang sejarah umumnya dibangun melalui literasi yang baik. Sebagai contoh adalah Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) di Baghdad di abad ke 8.

Kemauan untuk membaca sangat penting di zaman dengan aktivitas kehidupan yang banyak berubah dengan sangat cepat ini. Bahkan telah beberapa waktu terdapat istilah VUCA yang kemudian disusul dengan istilah BANI. Keduanya hanya bisa dihadapi dengan baik dengan kemauan dan kemampuan belajar yang baik, terutama dalam hal membaca.

Sekilas mengenai VUCA saya kutip dari artikel ini:

VUCA stands for:

  • V = Volatility: fast pace of change; fluctuations in demand and changing demands
  • U = Uncertainty: can’t predict the future
  • C = Complexity: interconnectivity of machine AND man (globalization)
  • A = Ambiguity: lack of clarity on how to interpret information; hard to interpret

VUCA dipakai untuk menjelaskan fenomena saat perubahan kondisi industri, bisnis, dan sosial dapat terjadi dengan begitu cepat. Dunia menjadi begitu kompleks dan interaksi antar kelompok besar manusia dapat terjadi lebih banyak dari zaman sebelumnya. Zaman dahulu sekali orang dapat menduga bahwa seratus tahun kemudian pola kehidupan masih tetap akan sama. Anak keturunan mereka masih akan berburu binatang liar dan/atau berladang. Tetapi di era tahun 2000-an situasi berubah, perlu sejumlah besar sumber data yang terus diamati untuk dapat memperkirakan pola untuk beberapa tahun ke depan. Dapat diingat kembali kasus Nokia, Kodak, RIM's Blackberry, dan Blockbuster. Mereka adalah perusahaan besar yang tutup karena sulit mengikuti perkembangan zaman. 

Untuk istilah BANI yang saya kutip berikut ini, dapat dibaca dengan lebih lengkap di artikel aslinya.

What does BANI mean?

  • Brittle: the kind of illusive fortress that seemingly solid systems have but which can easily crumble. Examples of this are countries who are rich due to the exploitation of a natural resource that collapse with price fluctuations, or the monocultures of our modern agriculture which are very vulnerable to pests due to their low variability.
  • Anxious: the anxiety caused by continuous changes. This anxiety can lead to passivity when you feel that changes are an avalanche and that there is no way to influence them. The flood of news from the media and “misinformation” also contributes to this.
  • Nonlinear: the disconnection and disproportion between cause and effect. We may now be seeing the impact on the climate as a result of actions taken 40 years ago; could these consequences have been predicted then? What is the relationship between the minor act of hunting or eating an animal and the trigger for a pandemic that is changing the world? There is a great difference between the scale at which things occur and the scale at which we perceive them.
  • Incomprehensible: the consequence of excess information and its often counterintuitive nature (like what occurs when AI or Big Data intervenes). Fortunately, what is incomprehensible today does not have to be tomorrow.

Perubahan-perubahan yang disengaja yang selalu terjadi dalam kehidupan umat manusia adalah tanda-tanda bahwa manusia memiliki kemampuan untuk selalu belajar, untuk selalu berkembang. Sampai hari ini yang kita ketahui hanya manusia yang mampu untuk membangun dan mengubah peradabannya sendiri. Berbeda dengan makhluk hidup lain, cara manusia hidup hari ini bisa jadi sangat berbeda dengan cara hidup manusia di tempat yang sama 100 tahun yang lalu. Padahal semua makhluk hidup memiliki potensi kemampuan untuk beradaptasi dan berevolusi. Tetapi manusia memiliki potensi kemampuan yang tidak sama dengan makhluk hidup lain, binatang atau tumbuhan. Maka manusia juga jelas punya potensi yang berbeda dari robot, apalagi mesin mekanis. Upaya pendidikan di banyak tempat pada dasarnya adalah upaya untuk semakin memampukan manusia untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya sebagai manusia.

Untuk memaksimalkan potensi dan untuk menghadapi tantangan zaman, manusia perlu sekali untuk belajar, terutama untuk mau banyak membaca. Karena bahan bacaan adalah sarana penyebaran informasi yang paling lama dan masih paling mudah untuk disebarkan, bahkan dengan teknologi maju sekarang ini. Informasi yang disebarkan dalam bentuk tertulis sebagai bahan bacaan dapat lebih terjamin akurasinya daripada informasi lisan, tetapi dengan jumlah data yang lebih kecil (ringkas). 

Berikutnya dengan kemajuan zaman, akses terhadap materi audiovisual menjadi lebih mudah. Untuk beberapa keperluan format ini lebih baik daripada bahan bacaan, sekalipun ukuran data menjadi lebih besar. Baik materi bacaan maupun materi audiovisual memerlukan sarana penyebaran yang memadai. Maka di era ini keberadaan Internet perlu untuk lebih dimanfaatkan secara maksimal.

Literasi di zaman ini dipermudah dengan keberadaan Internet yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Bagaimana cara memanfaatkannya telah coba saya rangkum di artikel berikut ini

Di Notion, saya sudah coba mengumpulkan tautan ke beberapa sarana belajar yang dapat dimanfaatkan terutama saat perlu melakukan proses belajar secara online. Bisa dilihat di http://bit.ly/SaranaBelajarOnline.

Di Notion juga saya sudah mengumpulkan sumber-sumber yang baik sebagai sumber belajar, termasuk kanal-kanal di YouTube. Tautan ada di sini http://bit.ly/sumberBelajar.

Hal lain dapat dilihat juga di sini https://eee.sunupradana.info/.




You'll only receive email when they publish something new.

More from Sunu Pradana
All posts